Wuku Maktal
Pawukon ke-21
Wuku Maktal
Wuku Maktal mengambil nama anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta nomor sembilan belas. Raden Maktal ini mempunyai saudara kembar bernama Raden Wuye.
karya herjaka HS
Penggambaran Wuku Maktal adalah sebagai berikut:
Raden Maktal (kiri) menghadap Batara Sakri yang menjadi Dewa pengayomannya.
Dewa Sakri adalah Dewa yang setya akan kesanggupannya. Kencang kehendaknya.
Pohonnya adalah Pohon Nogosari, menggambarkan kebaikan rupa dan hatinya, harum suaranya dan enak didengar, serta dihargai pengabdiannya.
Burungnya adalah burung Ayam Alas, budinya cerdas dan tangkas, menjadi perhatian atasannya.
Ada gambar Gedhong yang berjajar dengan umbul-umbul, artinya keberhasilannya datang bersama antara kedudukan dan harta bendanya.
- KelebihanWuku Maktal : sentausa budinya, setia pendiriannya.
- Kelemahannya : mudah kecewa jika pekerjaannya dianggap kurang benar oleh orang-orang yang lebih tinggi derajatnya , sedikit sombong.
- Bencananya : terlibat dalam perkelahian.
- Hari naas : tidak jelas.
- Hari baik : Rabu Kliwon
Untuk mencegah agar terhindar dari bencana perlu mengadakan slametan dengan menyediakan beras sepitrah (3,5 Kg). Beras tersebut dimasak dengan cara didang dengan perbandingan air agak banyak, agar nasinya lembek. Kemudian diberi lauk ikan ayam dimasak lembaran dan pindang bebek, disertai doa keselamatan.
Selain itu, setelah slametan, selama 7 hari yang bersangkutan tidak boleh pergi ke arah Tenggara, karena tempat bersemayam bencana yang digambarkan sebagai Batara Kala ada di Tenggara.
0 komentar:
Posting Komentar