happy Halloween

Recent Posts

Mari satukan Langkah Kita
English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

wuku, 1. shinta

Pawukon

Seperti yang telah dijanjikan Batara Guru kepada Prabu Watu-Gunung bahwa dua isterinya dan 27 anaknya akan diangkat ke surga. Proses pengangkatannya dilaksanakan pada setiap minggu. Diurutkan mulai dari isterinya yaitu Dewi Sinta dan Dewi Landep, kemudian anak-anaknya. mulai dari anak yang sulung dan disusul adik-adiknya.

Perlu diketahui bahwa setiap tahun Dewi Sinta melahirkan anak laki-laki kembar hingga sampai 13 kali. Sedangkan anak laki-laki yang lahir ke 14 tidak kembar. Nama-nama isteri dan anak Prabu Watugunug itulah yang kemudian dijadian nama wuku yang berjumlah 30. Karena proses pengangkatan ke surga setiap minggu, maka setiap satu wuku berumur 7 hari, dimulai dari hari minggu hingga hari Sabtu, sehingga satu putaran keseluruhan wuku atau pawukon = 30 x 7 hari = 210 hari.

Pengetahuan mengenai wuku-wuku disebut Pawukon, yang di dalamnya membeberkan pengaruh baik dan pengaruh buruk bagi seseorang yang dilahirkan pada wuku yang bersangkutan. Watak tabiat dari masing-masing wuku tersebut dipengaruhi oleh dewa yang menaunginya, serta atribut yang dibawanya. Atribut tersebut seperti misalnya: burung, kayu pohon dan yang lain. Selanjutnya akan dibeberkan secara bersambung gambar serta keterangan dari masing-masing wuku.

Nomor 1
WUKU SINTA


karya : Herjaka HS, tahun 1997

Wuku Sinta mengambil nama dari isteri prabu Watu-Gunung yang konon mempunyai 27 anak laki-laki. 13 diantaranya kembar.

Ciri-ciri wuku Sinta adalah sebagai berikut :

  • Dewa yang menaungi Wuku Sinta adalah Batara Yamadipati. Oleh karena tugasnya, dewa yang satu ini lebih dikenal dengan sebutan.Dewa Pencabut Nyawa.
  • Kayunya adalah kayu gendayakan, yang mempunyai daya penyembuh, sehingga menjadi tempat perlindungan dan sambat-sebut bagi orang-orang sakit dan sengsara.
  • Burungnya Gagak menandakan tajam firasatnya, dapat mengetahui wangsit, atau kejadian penting yang masih tersembunyi tetapi bakal terjadi.
  • Bersanding dengan gedhong, atau rumah mewah artinya senang memperlihatkan kekayaannya.
  • Membawa umbul-umbul, sebagai tanda bahwa yang bersangkutan akan mendapatkan kemuliaan.
  • Lambangnya Wulan Karahinan, atau Bulan tersaput awan, artinya mempunyai tekad yang kuat, kenceng budine, tidak bisa sabar dan mudah cemburu.
  • Datangnya sambekala, atau kemalangan terjadi pada usia separo-baya, kira-kira umur 40 tahun sampai dengan 50 tahun.
  • Hari naas Senin Pon

Cara menangkal agar terhindar dari mara bahaya yaitu dengan membuat ‘slametan’ berupa:

Beras 3,5 kg (sapitrah) dimasak dengan lauk rendang kebo. Setelah nasi dan lauknya masak, yang bersangkutan bersama keluarga mendaraskan donga tolak bilahi, doa mohon dijauhkan dari mara-bahaya. Selesai doa, nasi dan lauknya dibagi-bagikan kepada keluarga dan sanak saudara. Selama 7 hari dihitung dari waktu slametan, yang bersangkutan tidak diperkenankan pergi dari rumah ke arah timur laut.

posted under |

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Total Pageviews

Cari Blog Ini

pesan admin

butir butir waktu tidak bisa di hentikan, tahun tahun berlaku entah kita menginginkanya atau tidak... tapi kita bisa mengingat. apa yang telah hilang mungkin masih hidup dalam kenangan, apa yang kita dengar tidak sesempurna dan sepotong potong, tapi hargailah. mari kita bukalah kenangan yang telah terlupakan itu. yang tersembunyi dalam kabut mimpi yang berada di belakang kita...!!!

Author

Foto Saya
MysteRIO bizarre
Lihat profil lengkapku

    Recent Post

    .-.
    -
    .
    Diberdayakan oleh Blogger.

    Blogger Tricks

    Islamic Calendar

    free counters

    Followers

      Postingan Populer


    Recent Comments