Wuku Kuranthil
Pawukon ke-4
Wuku Kuranthil
Wuku Kuranthil mengambil nama dari anak nomor dua prabu Watugunung dengan Dewi Sita.
Kuranthil (kiri) menghadap Batara Langsur yang membawa umbul-umbul.
Bokor air ada di sebelah kirinya.
Rumah gedong di depan dalam keadaan ngglimpang.
Burung Slindhitan hinggap di atas pohon ingas yang menaunginya.
(karya herjaka HS)
Ciri-ciri wuku Kuranthil adalah sebagai berikut :
- Dewa yang menaungi wuku Wukir adalah Batara Langsur.
- Kelebihannya: teguh pendiriannya, rajin bekerja, mudah disenangi orang termasuk juga atasannya.
- Kekurangannya: pemarah, pemboros (sehingga mudah celaka karena sifat borosnya), jika menjadi pemimpin tidak dapat melindungi bawahannya dan tidak dapat memberi pengarahan yang baik.
- Kayunya adalah kayu ingas, wataknya walaupun gampang panas tetapi sabar.
- Burungnya adalah burung Slindhitan, wataknya ubed, ringan tangan, tidak mau menganggur
- Lambang wuku Wukir adalah anggara kasih nuju wogan, tidak langgeng budinya atau kurang stabil dalam menyikapi hidup dan kehidupannya.
- Gedhongnya di depan artinya pradah dan tidak bisa menyimpan harta-bendanya.
- Air yang ditempatkan di sebelah kiri, artinya budinya selingkuh, ada hal-hal yang disembunyikan.
- Memanggul umbul-umbul artinya mempunyai kamulyan.
Datangnya bahaya : karena jatuh
Hari naas : tidak jelas
Hari baik : Sabtu Wage
Untuk mencegah agar terhindar dari celaka jatuh perlu mengupayakan slametan. Caranya adalah membuat tumpeng, dang-dangan beras atau meliwet/memasak beras dengan cara di-dang (dengan kukusan). Banyaknya beras yang di-dang adalah sapitrah atau 3,5 kg. Lauknya adalah daging ayam putih blorok kemanggang, dimasak pecel.
Selain itu, selama 7 hari yang bersangkutan tidak boleh memanjat pohan dan bangunan
0 komentar:
Posting Komentar