happy Halloween

Recent Posts

Mari satukan Langkah Kita
English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

mean off death


KEMATIAN

Saat momen kematian tiba; saat melihat mayat terbujur di hadapan kita;
Kaku, tidak lagi bahkan bisa kita sentuh atau rasakan... mati tiada bedanya seperti ayam dan ikan yang siap disembelih... Tidak ada bedanya dengan dedaunan rontok di pinggir jalan... Tidak ada bedanya dengan embun di pagi hari... Seperti sinar surya...

Itulah momen pencerahan.
Kelegaan... Kesedihan...
Kemalangan... Lalu kelegaan lagi...
Kesedihan lagi... Terus demikian...
Semuanya terasa ratusan kali lebih peka, laksaan kali berulang,
karena tubuh ini tidak lagi ada. Hanya ada arwah saja.

Karena matiku tidak tenang aku mengembara ke mana-mana.
Aku merasa tidak tenang...
Aku mengembara ke dunia, aku mengembara kembali melihat mayat-mayatku, melihat koranku, rumahku...
Tapi semuanya bukan lagi milikku... bukan lagi aku.
Dan sekalipun semuanya kembali seperti semula, aku tahu hal ini tidak akan sama lagi...
karena aku sudah mengalami perubahan dan tak dapat kembali lagi...

Kematianku membawa duka teramat dalam.
Bagaikan orang yang dibawa ke tiang gantungan... Guncangannya itu luar biasa.
Mengerikan sekali. Tetapi di saat yang sama ia juga membebaskan dan menyembuhkan.

Kematian bagaikan melepas diri dari cangkang, dan di sana kita kembali melebihi keadaan lahir kita yang telanjang. Kita menjadi sebelum apa itu telanjang, sebelum apa itu kata dan gambar, sebelum apa itu kesadaran dan kalbu.

Kita menjadi bersih. Paksa atau sukarela. Semuanya dicoret tuntas dan tanpa ampun. Tanpa kecuali.

Dan datanglah Neraka itu.
Neraka nan panas dan kejam. Di mana yang menghakimi diri kita tanpa ampun adalah... DIRI KITA SENDIRI.
Bukan Tuhan... Bukan Kalian-Semua.
Tetapi DIRI KITA sendiri yang dengan bengis memaki dan menuduh, menjadi hakim dan penuntut, menjadi saksi utama yang menangis, yang berang, yang menunjuk dengan marah!
Kita di kursi terdakwa, kursi listrik dan api, hanya bisa meraung-raung pilu. Tak lagi bisa bersuara...

Jika kita kejam pada diri kita sendiri, yakinlah bahwa yang menghakimi akan menjatuhkan neraka
Jika kita bajik pada diri kita sendiri, kita pasti mendapatkan pembela bukannya penuntut, saksi pendukung bukannya saksi kekejaman...
Karena aku zalim dan gila, maka aku mendapatkan neraka...

Jika aku melihat dunia rasanya aku terheran-heran, mengapa hal yang berada di dunia maya ini begitu membuatku merasa bagai di neraka...
Bukankah sebulan yang lalu aku tidak mengenal duka ini? (maupun sukacita ini?)
Bukankah sebulan yang lalu aku tidak akan peduli sama sekali akan hal ini?
Tidakkah semua ini hanya beban yang kucipta sendiri?
Tetapi semakin aku mencoba berpikir seperti itu semakin aku terjerang lahar panas...

Sampai aku menyadari bahwa: aku tersiksa karena aku tidak memahaminya.
Memahami apakah? Memahami bahwa...
Ini adalah aku aku dan aku itu...
Aku yang percaya dunia ini berputar karena aku...
Aku yang percaya aku ini maha penting...
Aku yang merasa aku ini satu-satunya dan pusat segalanya...

Realisasi keji datang saat kematian membuyarkan semua khayalan tadi.
Tanpa aku toh tidak ada apa-apa. Biarpun sehebat apa pun.
Siapakah aku? Aku bukan apa-apa.
Sebelumnya aku bukan apa-apa, bukan siapa-siapa, maka aku pun kembali bukan siapa-siapa
Bagaikan gelembung buih yang pecah, siapakah aku? coba kalian tanyakan lagi saat gelembung nan indah telah lenyap...

Kesedihan ada. Jelas. Terkenang gelembung nan indah tadi...
Tapi di saat yang sama, terlihat keindahan semesta... Kala mata menatap di LUAR dari sekadar cangkang rapuh gelembung tadi...

Melihat bahwa... Aku tidak penting.
Yang penting adalah yang lainnya.

Yang penting adalah melayani dengan tulus
Yang penting adalah orang lain, bukan aku
Yang penting adalah bekerja dengan hati suka, bukan demi aku, tetapi demi sahabat, kelompok, dan bangsa, bahkan dunia

Maka aku bercanda dan membanyol
Maka aku menulis dan menulis
Maka aku kembali menghantui badan
Kali ini dengan motivasi yang indah
Untuk berbakti dan melayani

Terasa sungguh ringan dan indah...
Luar biasa tidak seperti saat Wander dulu...
Sungguh lepas dan menarik, penuh kemungkinan dan keriangan

Maka aku yakin bahwa aku sudah berada di luar bahkan tatanan 1-4 itu
Kapan pun aku mau, aku siap pergi dan siap kembali, aku tak akan terduga
Aku bebas ke mana pun, tetapi aku akan selalu melayani
Aku yakin, aku bahagia bermain ini.

posted under |

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Total Pageviews

Cari Blog Ini

pesan admin

butir butir waktu tidak bisa di hentikan, tahun tahun berlaku entah kita menginginkanya atau tidak... tapi kita bisa mengingat. apa yang telah hilang mungkin masih hidup dalam kenangan, apa yang kita dengar tidak sesempurna dan sepotong potong, tapi hargailah. mari kita bukalah kenangan yang telah terlupakan itu. yang tersembunyi dalam kabut mimpi yang berada di belakang kita...!!!

Author

Foto Saya
MysteRIO bizarre
Lihat profil lengkapku

    Recent Post

    .-.
    -
    .
    Diberdayakan oleh Blogger.

    Blogger Tricks

    Islamic Calendar

    free counters

    Followers

      Postingan Populer


    Recent Comments